Mengenal Gaya Manajerial Kepala Sekolah


Mengenal Gaya kepala Sekolah
Mengelola Sekolah 
Salah satu tugas kepala sekolah menurut Permendikbud Nomor 15 Tahun 2018 adalah melakukan tugas manajerial di sekolah.

Tugas manajerial  dapat diartikan suatu proses untuk mengatur segala kegiatan di sekolah  baik administratif, waktu,  sarana /prasarana , individu, kepegawaian dan lain-lain  untuk mencapai visi sekolah yang telah ditetapkan.

Dalam pelaksanaan pengelolalan sekolah sangat dipengaruhi oleh gaya manajerial kepala sekolah seperti gaya tradisional, gaya pengusaha, gaya pengelola bertujuan dan gaya krisis.  Baik tidaknya pengelolaan sekolah tidak dapat dilepaskan dari style manajerial yang diterapkan seperti berikut:

1. Pengelolaan dengan gaya tradisional (traditional style)

Pengelolaan sekolah dengan gaya tradisional ditandai dengan  keterlibatan yang kuat pada lembaga sekolah dan enggan mengambil resiko maka akan menggunakan jalur birokrasi yang ketat.

Pengelola gaya tradisional amat menjunjung tinggi birokrasi, struktur, tata tertib, prosedur. Sebab dengan melaksanakan demikian merupakan cara yang aman untuk tidak mengambil resiko. Pengelola sangat senang pada cara kerja yang tertentu yang  jarang dilanggar.

Gaya komunikasinya adalah mengawasi, menyakinkan dan memaksakan, pengelola sangat direktif, semua pengarahan ada di tangannya. Gaya tradisionil suka memandang ke belakang, selalu berusaha melihat apa yang dulu terjadi dan melakukan hal yang dulu pada jamannya.

Kekuatan gaya ini patuhnya pada aturan, namun akan menimbulkan kekakuan dan menghalangi kreativitas dan inovasi warga yang dipimpinnya.

Baca juga: Cara Membuat Perencanaan Supervisi

2. Gaya Pengusaha (enterpreneurial style) 

Pengelolaan sekolah  dengan gaya pengusaha  tampil sebagai pengelola yang mempunyai keterlibatan kecil pada lembaga dan lebih banyak memotivasi ,  suka mengambil resiko dan memandangnya sebagai tantangan.

Gaya pengusaha cenderung bekerja dengan jangka pendek, dan senang menggunakan kesempatan-kesempatan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan. Dia mudah menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat orang lain, atau pengarahan atasan.

Pengelolaan dengan gaya pengusaha ini cenderung membuat ketidakpastian arah atau kaburnya tujuan. Pengelola pengusaha adalah pengelola yang mudah goyah, mudah berganti arah hanya karena tekanan kecil dan berusaha mencari sukses dengan cara gampang.

Kekuatannya terletak dimana warga yang dipimpimnya termotivasi untuk berkreativitas, dan berani mengambil resiko. Sedangkan kelemahannya sering kurang mengindahkan aturan dan tujuan yang kurang fokus.

3. Gaya pengelola bertujuan (purposeseful style)

Kepala sekolah dengan gaya bertujuan tampil sebagai pengelola yang mempunyai keterlibatan kuat kepada lembaga danmenjalin  kebersamaan, sehingga mau membuat eksperimen serta bersedia mengambil resiko.

Baca Juga: Implementasi Supervisi Klinis Di Sekolah

Gaya pengelola yang bertujuan adalah pengelola/kepala sekolah  yang terarah lurus, tidak menyimpan harapan tersembunyi dan tidak berpolitik dengan mempermainkan orang atau situasi. kepala sekolah yang menerapkan gaya ini  akan membangun kebersamaan dan komunikasi yang baik kepada warganya sehingga dapat secara bersama mencapai tujuan.

4. Gaya krisis (crisis style). 

Kepala sekolah yang menerapkan gaya krisis dalam mengelola sekolah tidak memiliki keterlibatan yang  kuat pada lembaga, tetapi juga tidak mau mengambil resiko.  Pengelola dengan gaya  krisis bagaikan seseorang berdiri di atas bara yang menyala, terus-menerus menangani krisis demi krisis, habis satu krisis muncul lagi krisis baru dan sering mengampil keputusan implusif , menurut perasaan yang muncul , karena tidak memiliki perencanaan yang baik.

Pengelolaan seperti ini adalah pengelolaan yang salah, dan sering menimbulkan konflik kepada warga yang dipimpinnya.

Implementasinya dilapangan tidak ada gaya pengelolaan tersebut di atas yang murni  digunakan oleh kepala sekolah, yang ada adalah kombinasi satu dengan yang lain atau dominan. Dalam hal ini kepala sekolah diharapkan dalam mengelola sekolah perlu menghindari gaya krisis. Semoga

Bahan bacaan :
J. Keating, Charles.(1991). Kepemimpinan Teori dan Pengembangannya. Yokyakarta: Kanisius


Posting Komentar

0 Komentar